Keelokan Gunung Kelud



Gunung Kelud merupakan gunung api yang unik karena berbentuk strato dengan danau kawah. Secara geografis, Kelud berada pada posisi 7056’ Lintang Selatan dan 112018,5’ Bujur Timur dengan ketinggian 1.650 meter di atas dataran Kediri atau 1.731 meter di atas dari permukaan laut.

Secara administratif, lokasi Gunung Kelud sangat strategis karena berada di antara tiga kabupaten, yakni Kediri, Blitar, dan Kabupaten Malang. Adapun kota terdekat menuju ke Gunung Kelud adalah Kediri dengan jarak sekitar 40 kilometer.

Dalam catatan sejarah, gunung ini telah mengalami 30 kali letusan, eksplosif maupun efusif, mulai tahun 1000 sampai tahun 2014. Erupsi eksplosifnya mampu menghancurkan ratusan desa di sekitarnya, termasuk ribuan hektar lahan pertanian dan menewaskan ribuan warga.

Berdasarkan pengamatan letusan tiga abad berturut-turut, waktu istirahat terpanjang aktivitas dalam perut Gunung Kelud adalah 65-76 tahun, tetapi pernah pula hanya tiga tahun. Sejak letusan tahun 1901, waktu istirahat gunung itu menjadi lebih singkat, yaitu 15-31 tahun, bahkan pernah mencapai masa paling singkat, yaitu satu tahun.

Tak bisa dimungkiri bahwa Gunung Kelud telah banyak memberi manfaat bagi masyarakat. Kelud telah lama menjadi obyek studi yang sangat menarik bagi para ilmuwan gunung api, bauk di dalam negeri maupun mancanegara. Bagi warga sekitar, letusan material pijar dari perut Bumi Gunung Kelud memberikan kesuburan tanah di lerengnya sehingga cocok untuk pertanian dan perkebunan.

Di sisi lain, keindahan panorama Gunung Kelud juga menjadi daya tarik bagi wisatawan lokal ataupun mancanegara. Apalagi, pembangunan infrastruktur sangat menunjang, di antaranya jalan utama menuju puncak yang sudah beraspal.



Kelebihan lainnya adalah adanya terowongan sepanjang sekitar 200 meter dengan lebar 1,5 meter yang memungkinkan pengunjung mencapai danau kawah di perut gunung.

Keunikan Kelud terasa semakin lengkap ketika setiap tanggal 1 Suro menurut penanggalan Jawa, digelar acara larung sesaji di danau kawah sebagai simbol Condro Sengkolo atau penolak bala dari kemarahan Lembu Suro, salah satu punggawa Kerajaan Majapahit yang gagal mempersunting putri Raja Kadiri Dewi Kilisuci. Masyarakat percaya roh Rakaryan Lembu Suro bersemayam di dasar danau kawah.

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Kediri Mujianto mengatakan, Gunung Kelud merupakan salah satu obyek wisata andalan di Kabupaten Kediri. Pembangunan obyek ini mendapat prioritas.

Menurut Kepala Bagian Humas dan Protokol Kabupaten Kediri Sigit Rahardjo, ratusan miliar rupiah telah dikeluarkan untuk membiayai pembangunan obyek wisata Gunung Kelud, antara lain pengaspalan jalan dari Desa Sugihwaras sampai ke terowongan sejauh lebih kurang 5 kilometer, pembangunan tangga dari terowongan menuju danau kawah, dan pembangunan gardu pandang.

Pemkab Kediri juga sudah membangun sebuah aula yang akan disulap menjadi gedung bioskop yang khusus memutar film-film dokumenter tentang aktivitas Gunung Api Kelud.

Seiring berubahnya karakter danau kawah menjadi kubah lava, ada tambahan fasilitas baru berupa permandian air panas agar pengunjung tetap bisa menikmati hangatnya air dari perut Bumi.

Di tengah polemik tentang kondisi Gunung Kelud pascaletusan 2007, aktivitas pembangunan fisik praktis berhenti total, tetapi tidak dengan kunjungan wisatawan. Obyek wisata Kelud terus dipromosikan. Bahkan Dinas Pariwisata dan Dinas Pemasaran Kabupaten Kediri menyediakan tour leader atau pemandu wisata khusus yang bisa meminta petugas membukakan pintu pagar pembatas zona berbahaya.

(sumber: www.lipsus.kompas.com)

0 komentar:

Posting Komentar