Konon, akal seorang wartwan berada pada ujung penanya. Sebab, dari ujung pena itulah mereka menulis, memberi wawasan dan menginspirasi kita melalui lembaran-lembaran surat kabar, tayangan televisi atau yang terbaru kini yaitu melalui layar komputer yang kian sudah dipenuhi dengan berbagai portal berita online.
Memperingati Hari Pers Nasional kali ini, berikut ini kami @Sejarahri telah merangkum nama "4 Tokoh Pers Inspiratif Indonesia". Mereka adalah tokoh besar di balik perkembangan pers Indonesia. Karenanya, penghargaan tertinggi patut diberikan kepada mereka dan seluruh insan pers Indonesia. "4Tokoh Pers Inspiratif Indonesia" versi sejarahri.com tersebut, yaitu:
1. Tirto Adhi Soerjo.
Tirto Adhi Soerjo adalah perintis pertama surat kabar di Indonesia melalui “Medan Prijaji” yang didirikannya pada 1 Januari 1907 di Bandung. “Medan Prijaji” adalah surat kabar pertama berbahasa Melayu yang terbit di Indonesia. Sebelum ini, surat kabar yang terbit adalah surat kabar berbahasa Belanda yang tidak bisa diakses secara luas oleh masyarakat Indonesia. Melalui surat kabar yang didirikannya, Tirto Adhi Soerjo menyerukan bahwa rakyat Indonesia bukanlah masyarakat kelas bawah, seperti yang diserukan oleh Pemerintah Hindia Belanda. Beliau menggunakan surat kabarnya untuk menyebarkan semangat nasionalisme dan menyatukan Indonesia dalam satu kesadaran bersama.
2. Goenawan Mohamad.
GM, begitu sapaan akrabnya, adalah pendiri Majalah Tempo. Ia seorang jurnalis dan sastrawan yang kritis. Sikapnya yang kritis sempat membuatnya dimusuhi oleh pemerintahan Soeharto di era Orde Baru. Bahkan, Majalah Tempo sempat dihentikan penerbitannya di tahun 1994. GM adalah pria lulusan Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia. Ia juga sempat mempelajari ilmu politik di Belgia, dan menjadi nieman fellow di Harvard University. Goenawan Mohamad telah menggeluti dunia pers Indonesia selama lebih dari 30 tahun. Selama itu, telah banyak karya yang ia hasilkan, baik berupa kumpulan puisi maupun esainya yang terkenal luas di masyarakat, Catatan Pinggir. Hingga kini, ia masih aktif mengisi Catatan Pinggir di halaman belakang Majalah Tempo setiap minggunya.
3. Rosihan Anwar.
Beliau telah dikenal sebagai wartawan sejak zaman kolonial, Orde Lama, Orde Baru, hingga Orde Reformasi. Wartawan senior Indonesia yang tutup usia pada 14 April 2011 ini telah memberikan sumbangsih besar di dunia pers Indonesia. Beragam penghargaan di dunia jusnalistik –baik nasional maupun internasional- telah ''dikantongi''-nya. Salah satu yang terbaru yakni "Anugerah Kesetiaan Berkarya sebagai Wartawan" pada tahun 2005. Semasa hidupnya ia telah menulis sekitar 21 judul buku dan ratusan artikel di berbagai media nasional maupun internasional.
4. Najwa Shihab
Najwa yang akrab dipanggil Nana lahir di Makassar, Sulawesi Selatan, 16 September 1977, umur 36 tahun, Najwa adalah pembawa acara berita Metro TV. Antara lain menjadi anchor program berita prime time Metro Hari Ini dan program talk show Today's Dialogue. Dan saat ini acara yang sangat menarik perhatian masyarakat adalah acara "Mata Najwa". Najwa adalah puteri kedua Quraisy Shihab, Menteri Agama era Kabinet Pembangunan VII. Nana menikah dengan Ibrahim Assegaf, dan sudah memiliki satu orang anak laki-laki yang akrab dipanggil Izzat 6 tahun.
Najwa adalah alumni Fakultas Hukum UI tahun 2000. Semasa SMA ia terpilih mengikuti program AFS, yang di Indonesia program ini dilaksanakan oleh Yayasan Bina Antarbudaya, selama satu tahun di Amerika Serikat. Merintis karier di RCTI, tahun 2001 ia memilih bergabung dengan Metro TV karena stasiun TV itu dinilai lebih menjawab minat besarnya terhadap dunia jurnalistik.
4 nama di atas hanyalah sebagian kecil dari sekian banyaknya nama wartawan yang tak henti-hentinya menginspirasi kita dan bangsa ini. Tanpa mereka, kita bagaikan katak dalam tempurung
0 komentar:
Posting Komentar