Benteng Kedung Cowek

Jembatan Suramadu di Surabaya banyak yang sudah tahu. Namun siapa sangka, jika tak jauh dari gerbang tol masuk jembatan itu terdapat peninggalan bangunan bersejarah yaitu benteng pertahanan kuno.

Benteng tersebut berada di daerah Kedung Cowek-Surabaya. Karena itu, kawasan tempat benteng ini berada disebut dengan nama Benteng Kedung Cowek. Ada juga yang menyebutnya Benteng Gudang Peluru karena dulu benteng-benteng yang ada di sana digunakan sebagai tempat menyimpan peluru.

Sayangnya, tidak banyak yang wisatawan yang mengetahui keberadaan benteng tersebut. Selain lokasinya yang berada di kawasan yang mirip hutan, kawasan itu juga tertutup untuk umum. Bahkan untuk berkunjung kesana diharuskan menggunakan sepatu dan celana panjang untuk menghindari gigitan ular dan sengatan binatang berbisa yang masih banyak. Karena berada dalam pengawasan militer, pengunjung harus melaporkan tujuannya kesana pada petugas tentara yang berjaga di Benteng Kedung Cowek.

Di benteng kuno itu terdapat beberapa bangunan yang sudah dibersihkan dan bisa dimasuki. Ada juga benteng yang masih kotor dan belum dibersihkan sehingga hanya bisa dilihat dari kejauhan saja. Di benteng itu ada yang memiliki ruangan-ruangan kosong dengan lubang kecil untuk ventilasi dan pengintaian musuh. Ada juga terdapat bangunan cor yang berbentuk setengah lingkaran yang dulu digunakan sebagai landasan tank atau meriam.

Dari benteng tersebut bisa terlihat pula panorama laut Surabaya. Jembatan Suramadu juga terlihat jelas dari benteng itu. Kisah sejarah dari benteng yang biasa disebut Benteng Gudang Peluru ini juga mengagumkan. Dalam sejarahnya, setelah Jepang menyerah, benteng-benteng tersebut masih utuh. Sejumlah meriam yang besar dilindungi oleh beton yang tebal dan kokoh dimaksudkan untuk menghadapi kapal musuh yang mendekati pelabuhan dan pantai Surabaya.

Belanda tak sempat menembakkan satu peluru pun pada waktu pasukan matahari terbit itu menyerang dan kemudian menduduki wilayah jajahan Belanda, termasuk Pulau Jawa. Tentara Jepang kemudian menambah persenjataan dan memperkuat perlindungan. Namun, Jepang pun tak sempat memanfaatkan benteng-benteng itu, sehingga lokasi pertahanan yang kokoh dan lengkap dengan persenjataannya boleh dikatakan jatuh secara utuh ke tangan Republik Idonesia yang baru diproklamasikan.

Di sinilah anggota pasukan Sriwijaya yang terlatih dan mempunyai pengalaman tempur ditempatkan. Sebab itu, pada waktu kapal perang Inggris menembaki Kota Surabaya, pihak Inggris sangat terkejut melihat perlawanan dari arah benteng-benteng di Kedung Cowek ke pangkalan mereka di kawasan Ujung Dermaga .

Dari kualitas tembakan yang bisa menjangkau sasaran sejauh sekitar 4 km, Inggris menyangka yang melayani meriam-meriam itu adalah anggota tentara Jepang yang tidak tunduk pada perintah Sekutu. Sehingga perlawanan itu disangka sebagai tindakan penjahat-penjahat perang (war criminals).

Di kemudian hari, dari sejumlah orang Indonesia yang ada di pasukan Inggris itu, terungkap Inggris tidak memperhitungkan kalau pihak Indonesia memiliki anggota pasukan berkemampuan melayani meriam-meriam berat di benteng-benteng Kedung Cowek. Akhirnya, sepanjang pertempuran 3 hari di penghujung Oktober 1945 dan dalam pertempuran mempertahankan Surabaya yang berlangdung sejak 10 November 1945, diperkirakan lebih dari sepertiga pasukan Sriwijaya tewas. Sebagian besar dari mereka tewas di benteng-benteng Kedung Cowek. Banyak jenazah mereka yang tidak sempat dikuburkan karena perang berkecamuk cukup panjang.

(sumber: www.news.liputan6.com)

0 komentar:

Posting Komentar