Home » , , , , » Kontroversi Gelar Pahlawan Tan Malaka

Kontroversi Gelar Pahlawan Tan Malaka

Makam Tan Malaka telah dipastikan kebenarannya, yakni di sebuah desa kecil bernama Selo Panggung, Kecamatan Semen, wilayah Kediri, Jawa Timur. Di dalam makam tersebut, DNA jenazah yang dalam keadaan terikat itu dipastikan dimiliki oleh tokoh nasional Tan Malaka.


Seperti pernah dikutip Sindonews, sejarawan dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Dr Asvi Warman Adam, pernah meminta makam Tan Malaka dipindahkan ke Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata. Sebab, menurutnya, Tan Malaka sudah resmi diangkat oleh Presiden RI Soekarno sebagai Pahlawan Nasional melalui Keputusan Presiden RI Nomor 53, yang ditandatangani 28 Maret 1963.


Asvi juga menegaskan bahwa gelar pahlawan yang diberikan pemerintah Orde Lama kepada Tan Malaka belum pernah dicabut. Walaupun pasca-1965 namanya dihilangkan dari daftar Pahlawan Nasional oleh Depsos dan pemikirannya diberangus, bahkan bukunya dilarang Kejagung untuk diedarkan. Namun, sekalipun tak ditulis, menurut Asvi, gelar kepahlawanannya tak pernah dicabut, yang berarti Tan Malaka masih merupakan Pahlawan Nasional Republik Indonesia.


Namun, menurut sejarawan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Johan Wahyudhi, gelar kepahlawanan Tan Malaka di era Soekarno masih perlu dikritisi dan diteliti. Sebab, selama ini tak ada pernyataan tertulis langsung dari Bung Karno yang menyebutkan bahwa Tan Malaka adalah Pahlawan Nasional. "Harus ada kajian yang komprehensif terkait gelar kepahlawanannya (Tan Malaka) itu," kata Johan pada Sindonews (27/1).


Oleh karena itu, menurut Johan, pemerintah harus mengajak dan melibatkan semua sejarawan dalam kajian tersebut, agar dapat menentukan status Tan Malaka saat ini. "Semuanya harus dilibatkan, baik pemerintah pusat, daerah dan juga sejarawan nasional," pungkasnya.


Namun, terlepas dari kontroversi gelar Pahlawan Nasional bagi Tan, kita harus menghargai dan mengapresiasi kontribusi besar dan penting Tan dalam perjuangan kemerdekaan RI. Sebab, itu jelas diabadikan dalam catatan sejarah bangsa ini. Adapun mengenai status, pemerintah memang sering kali lalai dan lambat dalam memberikan status bagi pejuang dan pahlawan negeri ini.


Akhirnya, walaupun status juga penting, namun yang jauh lebih penting adalah apresiasi dan penghormatan kita pada sosok Tan sebagai pejuang kemerdekan kita. Sebab, apalah arti status jika tanpa penghormatan yang nyata dari seleuruh elemen bangsa ini?



0 komentar:

Posting Komentar